Rabu, 03 November 2010

Ulangan Basa Sunda

Dua minggu terakhir ini Naufal mengeluh terus soal pelajaran Bahasa Sunda. Bukan soal cara guru mengajar yang dikeluhkan atau banyaknya PR yang harus dikerjakan, tapi kemampuannya menyerap pelajaran yang satu ini "payah" begitu keluhnya. "Salah mama ni... nggak pernah ngajarin Naufal Bahasa Sunda. Kenapa kita bicaranya Bahasa Indonesia? Naufal gak hafal hafal deh nama-nama dalam bahasa Sunda" sambil bersungut-sungut atau sambil matanya menerawang jauh.

Saya agak tersentak dan baru menyadari memang gak pernah secara sungguh-sungguh mengajarkan Bahasa Sunda. Kami dari keluarga campuran antara Sunda (saya) dan Jawa Timur (suami). Dulu sebelum menikah kami sepakat untuk menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di rumah dengan asumsi anak-anak akan belajar dengan sendirinya kedua bahasa daerah kami. Tentu saja kami tidak pernah membayangkan akan tinggal di kompleks perumahan yang ternyata penghuninya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Otomatis bahasa pengantar kami dominan Bahasa Indonesia. Di sekolah, Bahasa Sunda juga nyaris hanya digunakan (sebagian) pada pelajaran Basa Sunda karena kebanyakan murid-murid SD Hikmah Teladan (SDHT) bukan orang Sunda. Akhirnya, kesempatan untuk belajar Bahasa Sunda (juga Bahasa jawa) tidak pernah muncul. Anak-anak agak terpisah dari konteks budaya Bahasa Sunda.

Minggu lalu, Naufal belajar dengan keras menghafalkan nama-nama anggota tubuh dalam Basa Sunda. Ketika saya coba menggodanya "rajin banget ni anak soleh", Naufal hanya melengos " mamaaaa gak boleh gangu... aduh Naufal gak hafal-hafal ah. Susah amat sih Bahasa Sunda teh". Malam itu Naufal tertidur kelelahan belajar Basa Sunda karena besoknya mau ulangan.

Beberapa hari kemudian Naufal membawa hasil ulangannya dengan muka cerah dan senyum lebar " Maaaa.... ulangan.... hebaaaatttt..... berhasil..." Naufal menyerahkan hasil ulangan Basa Sunda. Hmmm lumayan juga nilainya 82. Tidak percuma Naufal belajar keras unutk satu pelajaran ini, tapi begitu melihat lembar ulangan keseluruhan saya gak bisa nahan tawa:


A. Sebutkeun Basa Sundana
Tingali tanda panahna, terus sebutkeun Basa Sundana (anak-anak diminta menyebutkan nama-nama bagian anggota tubuh yang diberi tanda panah). Di bawah perintah tersebut Naufal menulis:
Bu Rida maaf abdi hilap bagean tubuh naon bae basa sundana jadi abdi aya nu make basa kasar
Naufal berhasil menyebutkan 6 anggota tubuh, yaitu : hulu , soca, beuteung, leungeun, pipi, sampean.
Tiga anggota tubuh disebut tidak tepat, yaitu jari (yang benar ramo), talapak sampean dan mulut. Dan satu bagian tidak diisi.

Pada bagian berikutnya ceritanya lain lagi:
B Jieun Kalimah tina lalandian di handap ieu:
Si rewog: jelemi anu tuangna loba pisan jeung badanna geude
Si paser: maaf abdi teu apal Bu
Cap jahe: setau abdi mah cap jahe teh merk kecap lamun teu salah
bodas ceuli : maaf abdi teu apal Bu




Waktu saya tanya kenapa menambahkan "surat" pada kertas ulangannya dengan penuh keyakinan Naufal menjawab "Biar ibu guru mengerti kalo Naufal lupa bahasa halusnya, tapi naufal tahu ko namanya, cuma lupa aja. Ntar kalo belajar lagi pasti inget, tapi nanti kalo sudah hafal banyak."

Mata Naufal berbinar terang, seterang harapnya bahwa di hari-hari mendatang sekolahnya tetap akan memberi ruang bagi Naufal untuk menjadi dirinya sendiri karena Bu Guru dan Pak Guru tahu kalau Naufal hanya lupa beberapa hal saja, tidak semuanya. Nanti juga akan ingat semuanya....:-D