Kamis, 05 Januari 2012

Dicicil Aja Deh Bu!

Sejak pertengahan tahun 2011, saya mendampingi sebuah grup remaja untuk melakukan berbagai aktivitas sosial. Di kelompok ini pada awalnya bergabung 4 anak dari usia 12 s.d. 18 tahun. Menjelang akhir tahun 2011, anggotanya bertambah menjadi 9 orang. Mereka berhimpun membentuk wadah untuk mengekspresikan diri dan menajamkan kepekaan sosial. Jadilah saya menemani mereka menyusun rencana kegiatan, evaluasi, dan berbagai aktivitas lainnya. Anak-anak Lensa Remaja sangat aktif, imajinatif, dan kritis. Perlu berbagai trik untuk mengimbangi mereka dalam proses pendampingan, terutama ketika harus mengomunikasikan hal-hal strategis atau prinsip-prinsip penting tertentu.

Ada satu pengalaman, salah seorang anak laki-laki di Lensa Remaja, enggan sholat. Alasan yang kerap dipakai adalah celana panjangnya kotor karena sudah berhari-hari belum dicuci. Dalam satu perbincangan, di bergumam:"Coba sholatnya bisa dirangkum kayak pelajaran di sekolah, jadi aku gak usah shalat 5 kali sehari". Saya geli mendengar idenya itu. Saya usul:
"Boleh, mau dirangkum untuk berapa bulan?"
Dia menjawab: "kalau 3 bulan boleh?". Saya bilang boleh saja. Dia tampak berseri. Kami kemudian merundingkan cara "merangkum" sholatnya yaitu 17 (jumlah rakaat sholat dalam sehari) x 90 (jumlah hari dalam 3 bulan) = 1.530 rakaat. Artinya, saat "merangkum" sholat dia akan melakukan sholat sebanyak 1.530 rakaat, maka dia akan terbebas sholat selama 3 bulan. Dia tidak bicara apa-apa, tetapi sangat jelas terlihat wajahnya berseri. Tampaknya dia tidak menyadari jumlah rakaat yang harus dia kerjakan. Saya katakan:"kamu coba lakukan hal itu, saya akan mencari dalilnya". Dia tambah berseri. Saya yakin sesuatu tengah terjadi dalam dirinya. Setelah itu kami tidak membahas masalah itu lagi. Dia terlihat masih sholat dengan keengganan.

Kemarin, saya menemani anak-anak Lensa Remaja melakukan evaluasi dan refleksi atas kegiatan terakhir mereka di Cieceng, Kabupaten Tasikmalaya. Di sana mereka melakukan kegiatan sharing dengan teman sebaya. Kali ini fokus kegiatan mereka adalah Try Out untuk anak-anak kelas 6 SD, kelas 3 SMP, dan kelas 3 SMK. Berbagai cerita seru saya dengar mulai dari kendaraan ajaib yang mereka naiki untuk sampai ke lokasi sampai kutukan gigitan serangga yang menjadi oleh-oleh kegiatan pada sebagian tubuh anak perempuan. Di tengah, hiruk pikuk cerita, anak yang mau merangkum sholat, tiba-tiba berseru:
" Bu Diana, saya sudah coba merangkum sholat. Sungguh gak sanggup deh... Gempor... gak kuat. Saya cicil aja deh 5 kali sehari, daripada gempor.."
Kontan saya tertawa. Anak-anak yang lain agak terbengong-bengong. Setelah dijelaskan duduk perkaranya, semua tertawa. Saya merasa lega. Sederet doa terpanjat agar mereka bisa tetap melakukan aktivitas dengan cara mereka tetapi tetap berada dalam koridor iman. Semoga.

Tidak ada komentar: