Selasa, 03 Januari 2012

Menjadi Pendamping Remaja

Memasuki pertengahan tahun 2011, saya menjadi pendamping bagi sekelompok remaja yang berhimpun di dalam wadah Lensa Remaja. Wadah ini menjadi ajang dan cara bagi remaja untuk melihat dunia dan berbuat bagi sesama. Pada awalnya, grup ini dibentuk oleh 4 orang remaja: Adry, Azmi, Vikri, dan Zahrah. Dalam perjalanannya, kemudian bertambah menjadi 10 orang dengan bergabungnya Alfi, Faika, Irsal, Naufal, Rifki, dan Risya. Kecuali Risya, anggota Lensa Remaja adalah Alumni SD Hikmah Teladan. Jenjang umur anggota Lensa Remaja mulai dari 12 tahun hingga 18 tahun, dengan pendidikan mulai dari kleas 6 SD (Naufal), SMP (Azmi dan Rifki), SMA (Adry, Alfi, Faika, Risya, dan Zahra), dan perguruan tinggi (Irsal dan Vikry).

Tidak terlalu mudah ternyata mendampingi remaja, karena mereka berada dalam fase perkembangan psikologi yang cukup rumit bagi saya.Selain itu, saya lebih terbiasa mendampingi orang dewasa dalam program-program pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pendampingan pertamakali dilakukan dengan menemani mereka melakukan kegiatan sharing dengan teman sebaya di Cipatujah. Catatan tentang hal ini bisa dilihat pada tulisan terkait Cipatujah.

Di penghujung tahun 2011, Lensa Remaja, kelompok remaja di Cimahi yang saya dampingi mengadakan kegiatan liburan yang berbeda. Mereka melakukan kegiatan bersama teman-teman sebayanya di Desa Ci Eceng, Kabupaten Tasikmalaya. Kali ini saya tidak ikut ke sana, tetapi mencoba menemani mereka melakukan persiapan mulai dari perencanaan kegiatan dan rehersalnya di Rumah Belajar Sahaja. Pada kegiatan kali ini, si bungsu Naufal juga ikut. Saya agak deg degan melepas Naufal dalam perjalanan mandiri. Alhamdulillah tidak ada masalah.

Anak-anak Lensa Remaja, mulai membuat laporan kegiatan di Ci Eceng, bisa dilihat di link yang ada di web ini. Bisa dilihat sendiri bagaimana mereka bebas mengekspresikan pengalaman di Ci Eceng.Kebebasan ekspresi menjadi bagian dari prinsip pendampingan bagi grup Lensa Remaja. Saya mencoba menerapkan prinsip-prinsip partisipatoris, akuntabilitas, dan transparansi bagi grup ini. Saya menempatkan laporna sebagai bagian dari ekspresi mereka atas pengalaman yang mereka dapatkan dalam setiap kegiatan. Mereka boleh membuat laporan dalam bentuk narasi, novel, puisi, bahkan gambar. Kami menyepakati ekspresi/laporan itu paling tidak memuat tiga hal, yaitu:informasi tentang kegiatan yang dilakukan, kesan-kesan yang diperoleh dari kegiatan tersebut, dan catatan pembelajaran penting dari kegiatan yang dilakukan bagi dirinya dan langkah ke depan. Bagian terakhir menjadi agak serius, karena justru itu yang penting digali agar setiap pengalaman dapat menjadi bahan pembelajaran untuk menjadikan diri kita lebih baik.

Kamis, 5 Januari 2012 mendatang, anak-anak Lensa Remaja akan melakukan refleksi dan evaluasi kegiatan Ci Eceng. Saya sudah tidak sabar mendengarkan temuan-temuan menarik yang mereka dapatkan di sana.

Tidak ada komentar: